BATAM – Perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT), PT Pan Brothers Tbk akan meningkatkan kemampuan tiga unit mesin pembangkit listriknya sebagai cara efisiensi ongkos produksi mengantisipasi rencana pemerintah yang akan menaikan tarif dasar listrik (TDL) 15 persen pada Juli ini.
Sekretaris Perusahaan Pan Brothers Iswar Deni mengatakan, rencana pemerintah yang akan menaikan tariff dasar listrik (TDL) sebesar 15 persen pada Juli ini, sudah pasti akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, sebab ongkos produksi untuk biaya energi/listrik diperkirakan bakal naik.
“Selama ini, pengeluaran untuk listrik sekitar 2-3 persen dari total ongkos produksi, dan bila TDL naik, maka pengeluaran listrik akan meningkat sekitar 3,5 persen dari total ongkos produksi,” katanya, Selasa (16/3).
Untuk mengurangi pembengkakan biaya produksi, kata Iswar, pihaknya akan meningkatkan kemampuan mesin pembangkit listrik atau Generator yang dimiliki sejumlah tiga unit. Caranya dengan mengoptimalkan penggunaannya sehingga dapat mengurangi penggunaan listrik dari PLN.
Menurutnya, selama ini listrik sering menjadi persoalan dalam peningkatan kinerja perusahaan, persoalan utama adalah seringnya byar pet yang menyebabkan produksi terganggu, dan saat ini terbebankan lagi dengan peningkatan TDL.
Oleh karena itu, Iswar menjadi pesimistis target pertumbuhan penjualan 15-20 persen tahun ini bisa tercapai karena kendala listrik tersebut, ditambah lagi dengan kondisi pasar atau market luar (AS dan Eropa) yang belum pulih yang menyebabkan permintaaan tidak terlalu tinggi.
“Dengan kendala listrik dan kondisi market luar yang belum terlalu pulih kami hanya bisa menargetkan pertumbuhan penjualan 10 persen saja tahun ini lebih rendah dari prediksi awal yang 15-20 persen,” katanya.
Meski demikian, perseroan tetap menganggarkan belanja modal 5,0 juta dollar AS atau sekitar 50 miliar rupiah dengan kurs 10.000 rupiah per dollar AS dari kas internal untuk membeli mesin produksi baru dan maintenance.
Menurut Deni pembelian mesin setiap tahun selalu dilakukan sebagi bagian dari program restrukturisasi mesin untuk meningkatkan kualitas produksi, karena seluruh produk yang dihasilkan untuk kebutuhan ekspor yang menuntut kualitas tinggi. Perseroan telah menganggarkan 50 juta dollar AS untuk membeli mesin produksi baru hingga 2011.
Terkait dengan kinerja tahun 2009, Iswar optimistis target penjualan senilai 1,5 triliun rupiah tercapai, sebab hingga September 2009 saja pihaknya telah mengantongi penjualan 1,3 triliun rupiah. Sementara laba bersihnya 33,6 miliar rupiah naik 27,8 persen dibanding periode sama tahun lalu yang 26,3 miliar rupiah. Peningkatan laba bersih tersebut dipengaruhi oleh pendapatan laba dari selisih kurs.
Sementara itu, Asosiasi Pertekstilan Indonesia atau API mendesak pemerintah membatalkan kenaikan tarif dasar listrik atau TDL yang berpotensi semakin menggerus daya saing industri dalam negeri yang berujung pada pemutusan hubungan kerja atau PHK.
"Kalau TDL dinaikkan, itu akan kontraproduktif dengan upaya meningkatkan daya saing industri. Kami ibarat sudah jatuh tertimpa tangga," kata Ketua Umum API Benny Soetrisno. Oleh sebab itu, API meminta pemerintah mengadakan rapat dengan pengusaha untuk membahas rencana kenaikan TDL itu.
Industri TPT merupakan sektor yang sangat terpengaruh dampak kenaikan TDL mengingat penggunaan listriknya sekitar 20-50 persen dari total biaya produksi.
Benny mengusulkan adanya perubahan pola subsidi listrik agar diutamakan pada rakyat kecil yang menggunakan listrik 450 watt per bulan dan industri saja. Meski demikian, dia berharap industri bisa melakukan efisiensi biaya.
Benny mengharapkan adanya penyelesaian yang saling menguntungkan antara PLN dan industri. "Kami mau menghitung, daya maksimal dan tarif multiguna dihilangkan posisinya bagaimana, dia juga kehilangan income, kami diperkuat di mananya," kata dia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memastikan tarif dasar listrik akan naik pada Juli 2010 sebesar 15 persen. Hal itu sudah memperhitungkan nilai subsidi listrik dan tambahan dana melalui investasi langsung pemerintah ke PT Perusahaan Listrik Negara. Subsidi listrik di sepanjang tahun 2010 dialokasikan 54,5 triliun rupiah, naik dari alokasi awal 37,8 triliun rupiah.(gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar