BATAM – Jumlah penderita HIV/Aids di Batam mencapai 1.967 orang saat ini, terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Bali, sementara pasien yang sudah meninggal lebih dari 248 orang sebagian besar pria yang sering melakukan hubungan seks tidak sehat.
Koordinator Konsuler Khusus HIV/AIDS RSBK (Rumah Sakit Budi Kemuliaan), Francisca Tanzil mengatakan, Kota Batam termasuk daerah rawan penyebaran virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyebabkan penurunan kekebalan tubuh pada manusia atau Aids (Acquired. Immune Deficiency Syndrome) yakni sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV.
“Penyebaran virus HIV harus dicegah karena sudah mengkuatirkan dan menewaskan banyak warga, untuk itu pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi ke masyarakat khususnya pada kelompok rentan,” katanya, Rabu (1/12).
Itu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, tingginya jumlah pekerja seks komersial (PSK) yang dipicu maraknya keberadaan BAR, PUB, Diskotik dan tempat tempat SPA atau Massage yang juga menawarkan jasa PSK. Ditambah lagi banyaknya PSK yang berkeliaran di hampir setiap sudut kota Batam.
Selain itu, pengetahuan masyarakat Batam tentang seks sehat juga sangat minim, padahal kecenerungan untuk berhubungan seks singkat cukup tinggi.
Kondisi tersebut menyebabkan penyebaran virus HIV di Batam mengalami peningkatan setiap tahunnya, dan hingga September 2010 jumlahnya mencapai 1.967 orang yang terdata. Jumlah itu diperkirakan lebih besar lagi karena banyak pasien HIV/Aids yang tidak melaporkan penyakitnya ke rumah sakit.
Menurut Fransisca, maraknya penyebaran virus HIV di Batam telah mengakibatkan banyak warga yang tewas karena kekebalan tubuhnya menurun secara drastis, ditambah lagi pasien penderita HIV malas untuk mengobati penyakitnya sehingga ketika dirawat di Rumah Sakit sudah tidak bisa lagi tertolong.
Setiap tahun, kata dia jumlah penderita HIV yang meninggal mengalami peningkatan, pada tahun 2005 korban HIV yang tewas hanya 17 orang, lalu pada tahun 2006 naik menjadi 34 orang, tahun 2007 menjadi 35 orang, tahun 2008 sebanyak 35 orang dan tahun 2009 sebanyak 58 orang.
Sementara itu, hingga September tahun 2010 ini, korban yang sudah meninggal akibat virus HIV mencapai 28 orang, sehingga selama enam tahun terakhir korban Aids yang tewas mencapai 248 orang.
Dijelaskan, penyebaran virus HIV di Batam sebagian besar atau 70 persen disebabkan hubungan seks berganti pasangan (heteroseks) yang banyak dilakukan kaum pria, lalu sekitar 11 persen melalui jarum suntik, serta 10 persen akibat hubungan seks sejenis atau homoseks dan lesbian.
Wilayah yang paling banyak penyebarannya adalah daerah Lubuk Baja sebesar 33 persen dari total penderita HIV di Batam, kemudian Batuampar 30 persen, Batuaji 30 persen, Nongsa 24 persen dan Batam Kota 24 persen.
Sementara itu, data dari Departemen Kesehatan menyebutkan jumlah penderita HIV sejak 1980 hingga saat ini yang terdata sekitar 18.442 orang sebagian besar diderita oleh kaum pria atau tiga berbanding satu dibanding wanita. Sementara itu, pada tahun 2010 ini saja yang terdata sekitar 130 ribu orang hingga Agustus 2010.
Ronald Jonathan dari National Trainer Care, Support and Treatment HIV/AIDS mengatakan, saat ini terjadi pergeseran pola penyebaran virus HIV dari jarum suntik ke hubungan seks. Kemudian kelompok gay, waria dan transgender kontribusinya juga terus meningkat terhadap penyebaran virus HIV.
Untuk mengurangi penyebaran virus HIV, pemerintah harus meningkatkan sosialisasi tentang HIV/Aids, bahkan jika perlu dimasukan dalam kurikulum pendidikan. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar