Kali ini publik mendapat suguhan polemik dari para mantan petinggi bank sentral apakah Bank Century termasuk bank sistemik sehingga harus ‘ditolong’ oleh Pemerintah melalui KSSK dan menggunakan dana LPS. Bahkan beredar pula rumor yang mengatakan bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani mengundurkan diri atas tekanan-tekanan dari DPR. Kepala berita semacam itu mewarnai Jakarta pagi ini dan sepertinya pelaku pasar akan dihadapkan pada kiamat sehingga harus mengobral saham-saham mereka.
Nampaknya Skandal Century telah mengambil alih topik perbincangan akhir tahun Indonesia, menutupi beberapa fakta-fakta positif seperti pencapaian Bank BNI sebagai Top Book Runner dan sekaligus Top Arranger untuk Kredit Sindikasi, atau keberhasilan Bank Mandiri melewati situasi krisis 2 tahun lalu dan telah menjadi salah satu bank yang paling menguntungkan di kawasan Asia. Juga pencapaian penjualan Semen Gresik pasca gempa bumi Padang, yang memaksa pabrik semen terbesar tersebut bekerja melampaui kapasitas produksinya. Demikian pula fakta bahwa ADRO berhasil melakukan integrasi vertikal dengan mengakuisisi perusahaan tongkang di tengah proses ekspansi yang tiada henti di tahun ini. Atau fakta bahwa Bukit Asam akan mendapat penambahan kapasitas angkut PTKA menjadi 12 juta ton di awal tahun 2010 dan proyek rel ganda dengan investor Cina telah memperoleh persetujuan prinsip guna memulai pembangunannya.
Skandal Century seolah-olah merupakan ‘hadiah’ yang diberikan oleh DPR 1 bulan setelah pelantikan kepada rakyat. Ini merupakan hal positif bilamana DPR dan Pemerintah bisa segera menuntaskan segera proses tersebut. Tidak boleh ada satu pun pihak yang bisa menyandera Indonesia dengan skandal tersebut baik dari Pemerintah maupun dari DPR.
Namun apa yang kita khawatirkan mulai terjadi. Pelaku pasar mencoba menyelamatkan keuntungannya dengan merealisasikan aksi ambil untung guna mengantisipasi situasi yang lebih buruk. Meskipun Wakil Presiden Boediono dijadwalkan untuk menghadiri panggilan Pansus Bank Century hari ini, Selasa, 22 Desember 2009, namun pelaku pasar mencoba menghindar dan mengambil posisi minggir. IHSG kemarin jatuh terperosok tajam 78 poin atau 3% lebih ke titik 2.415,3. Saham-saham unggulan mengalami koreksi secara merata, menarik ke bawah indeks.
Bargain Hunting
Tentu situasi ini membuka peluang bagi pemodal untuk mengambil posisi. Kami meyakini bahwa sikap tegas Presiden SBY merupakan modalitas penting guna mempertahankan Pemerintahan SBY-Boediono yang sah dipilih oleh mayoritas rakyat. Hal ini memberi kepastian politik bahwa sistem politik di Indonesia menghasilkan pemerintahan mayoritas yang efektif dan efisien. Kami merekomendasikan untuk pemodal mengambil posisi bargain hunting atas saham-saham unggulan seperti ASII, ITMG, UNVR, KLBF,TLKM dan INDF.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar