BATAM – Perusahaan tambang batu bara, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) diketahui sedang melakukan uji coba produksi pabrik peningkatan mutu batu baranya di Kalimantan Timur, yang di targetkan bisa di komersilkan awal tahun depan. Itu dilakukan agar laba tahun depan bisa naik signifikan dibanding 2009, hingga kuartal tiga ini laba bersih perseroan naik hingga 460 persen.
Sekretaris Perusahaan Bayan Resources Jenny Quantero mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan uji coba produksi pabrik peningkatan mutu batu bara di Kalimantan Timur.
“Kami sangat optimstis kinerja tahun depan bisa lebih tinggi dibanding tahun ini, karena mutu batu bara yang kami hasilkan meningkat seiring dengan mulai produksinya pabrik peningkatan mutu batu bara di Kalimantan Timur,” kata dia kepada Koran Jakarta, Selasa (1/12).
Pabrik yang dibangun bekerjasama dengan perusahaan Australia , White Energy tersebut rencananya akan mengolah batu bara kualitas rendah atau 4.200 kilo kalori menjadi batu bara kualitas tinggi dengan kadar 6.100 kilo kalori.
Uji coba tersebut, kata dia akan dilakukan hingga akhir tahun ini dan produksi secara komersil baru bisa dilakukan tahun depan.
Dengan demikian, perseroan optimistis pendapatan dan laba tahun depan lebih tinggi dibanding tahun 2009, karena harga jual batu baranya lebih tinggi dari harga saat ini yang rata-ratanya hanya 65 dollar AS per ton. Sikap optimistis itu ditambah lagi dengan rencana perusahaan yang akan memperbesar volume produksi batu bara hingga 13,5 juta ton lebih tinggi dari target produksi tahun ini yang 9,5 juta sampai 10 juta ton per tahun.
Sementara itu, hingga kuartal tiga ini perseroan mencatat peningkatan laba bersih hingga 460 persen menjadi 178,201 miliar rupiah, dari 31,8 miliar rupiah di periode sama 2008. Perusahaan itu juga mengantongi pendapatan 5,8 triliun rupiah naik 70,6 persen dibanding periode sama 2008 yang 3,4 triliun rupiah.
Menurut Jenny, peningkatan kinerja di kuartal tiga itu dipengaruhi beberapa faktor antar lain, diperolehnya pendapatan bunga dari pinjaman sebesar 24,35 miliar rupiah dan dipengaruhi langkah perusahaan yang meningkatkan volume penjualan.
Perseroan juga mengalami peningkatan laba usaha sebesar 195,26 persen per September 2009 menjadi 383,93 miliar rupiah dari periode sama 2008 yang 130,03 miliar rupiah.
Indika Energy
Perusahaan tambang batu bara lainnya, PT Indika Energy justru mengalami penurunan kinerja hingga September tahun ini.
Dari Rilis yang diterima Koran Jakarta Selasa (1/12), Perusahaan itu hanya membukukan pendapatan 1,7 triliun rupiah turun 13,3 persen dibanding periode sama 2008 yang 1,96 triliun rupiah, sedangkan laba bersihnya 559,9 miliar rupiah turun 22,7 persen dibanding periode sama 2008 yang 724,3 miliar rupiah.
Investor Relations Indika Energy Retina Rosabai mengatakan, penurunan itu dipengaruhi oleh turunya pendapatan jasa dan dari kontrak penjualan. Hingga September ini perusahaan hanya memperoleh pendapatan dari kontrak penjualan dan jasa sebesar 1,4 triliun rupiah, lebih rendah disbanding periode sama 2008 yang 1,7 triliun rupiah.
Analis PT Kresna Graha Sekuritas Nuvrial Prakarsa mengatakan, kinerja Bayan akan bertambah baik seiring pengoperasian pabrik pengolahan briket batubara. Diperkirakan, kontribusi dari pabrik tersebut sekitar 5-10 persen terhadap pendapatan tahun ini, menyusul masih tingginya konsumsi briket batu bara dari Eropa. Selain Eropa, permintaan batubara untuk Jepang , Taiwan dan Korea juga masih tinggi.
Nuvrial memperkirakan, Bayan Resources mampu membukukan pendapatan
enam triliun rupiah pada tahun ini, dengan laba bersih sekitar 350 miliar rupiah.
Sementara itu, analis PT Bahana Securities Katherine Hermawan sebelumnya memproyeksikan pendapatan Bayan 5,5 triliun rupiah lebih rendah dari ekspektasi manajemen Bayan yang 6,5 triliun rupiah. Sedangkan laba bersihnya diproyeksikan sekitar 378 miliar rupiah lebih tinggi dari periode sama 2008 yang 21 miliar rupiah. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar