BATAM – Perusahaan properti, PT Jababeka Tbk akan mengoperasikan secara resmi pelabuhan darat atau dry port pada Desember ini, perseroan juga akan mengembangkan 40 hektar lahan untuk kawasan industri di Cikarang, dengan demikian pendapatannya tahun depan diprediksi tumbuh 10-20 persen.
Vice President Corporate Marketing Jababeka Agus H Canny mengatakan, proyek pelabuhan darat atau dry port tahap pertama rencananya akan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Desember ini.
Proyek itu dibangun dalam beberapa tahap dan tahap pertama sudah selesai proses pembangunannya seluas 7-10 hektare dengan investasi sekitar 200 miliar rupiah. Selanjutnya proyek itu akan terus dikembangkan hingga mencapai luas keseluruhannya 200 hektare dari lahan yang telah dialokasikan.
“Proyek Dry Port rencananya akan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada program 100 hari kerjanya yakni sekitar Desember ini,” kata Agus, Minggu (13/12).
Dry port, kata dia nantinya menjadi fasilitas angkutan ekspor dan impor bagi industri atau perusahaan yang ada di kawasan Kawasan Industri Jababeka, sekaligus berfungsi sebagai tempat untuk melakukan pengurusan dokumen kepabeanan, sehingga eksportir dan importir tidak perlu melakukan proses clearance di pelabuhan laut.
Kembangkan Lahan
Menurut Agus, dengan beroperasinya Dry Port serta telah berjalannya bisnis pembangkitan listrik yang dioperasikan anak usahanya PT Bekasi Power, maka perseroan optimistis kinerja penjualan tahun depan bisa tumbuh 10-20 persen.
Untuk mengejar target pertumbuhan itu, perseroan juga akan mengembangkan lahan seluas 40 hektare yang diperuntukan bagi kawasan industri. Pengembangan itu perlu dilakukan karena lahan untuk kawasan industri di tahap satu dan tahap dua sudah habis terjual (sold out), sehingga pengembangan tahap ketiga harus dimulai.
Perseroan juga akan menggesa pembangunan Movie Land dan Medical City pada tahun depan. Untuk proyek Medical City dibutuhkan investasi sekitar tujuh triliun rupiah yang diharapkan bisa diperoleh dari investor dalam dan luar negeri.
Untuk merealisasikan proyek tahun depan, kata Agus, perseroan akan menyiapkan belanja modal sekitar 1,2 triliun rupiah, lebih tinggi dibanding Capex tahun ini yang satu triliun rupiah. Belanja modal tahun ini diharapkan bisa diperoleh dari kas internal dan pinjaman bank.
Terkait dengan kinerja tahun ini, hingga September 2009 perseroan membukukan pendapatan 267,6 miliar rupiah turun 24,3 persen disbanding periode sama 2008 yang 353,4 miliar rupiah. Namun, laba bersihnya naik 34 persen menjadi 43,3 miliar rupiah dari 32,3 miliar rupiah di kuartal tiga 2008.
PT BNI Securities dalam risetnya menyebutkan pendapatan PT Jababeka Tbk tahun ini sekitar satu triliun dan laba bersih 192 miliar. Proyeksi peningkatan kinerja perseroan tersebut seiring dengan telah beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
Perseroan juga akan mengembangkan Medical Business Park (MBP) sebagai tahap awal dalam pembangunan Medical City . Luas lahan yang dialokasikan mencapai dua hektare (ha) dan total luas bangunan 7.200 meter persegi.
"Kapitalisasi pembangunan proyek itu diperkirakan mencapai 70 miliar rupiah, dengan sumber dana sebesar 90 persen berasal dari kerja sama dengan investor dan sisanya uang muka penjualan unit," kata analis BNI Securities Maxi Liesyaputra.
Proyek ini, dia melanjutkan, menerapkan konsep sentral klinik. Medical Business Park dijadwalkan dapat diserahterimakan sekitar awal 2010. "Kami memberikan sentimen positif terhadap rencana ekspansi Jababeka dalam membangun Medical City itu," ujar dia.
Medical City akan terdiri atas pusat riset, universitas yang menghasilkan dokter ahli serta rumah sakit bertaraf internasional. Masyarakat kelas menengah atas yang suka berobat ke luar negeri nantinya dapat memanfaatkan jasa yang diberikan Medical City itu.
Dalam jangka panjang, menurut dia, Medical City akan meningkatkan kontribusi pendapatan yang berkelanjutan (recurring income) bagi Jababeka, selain pendapatan dari PLTG yang akan dioperasikan pada 2009. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar