BATAM – Nilai investasi asing (PMA) di Batam sepanjang 2009 tercatat 358,7 juta dollar AS yang terdiri dari 82 proyek baru berasal dari beberapa negara antara lain Singapura, Inggris, India, Jepang dan Belanda.
Kepala Biro Humas Otorita Batam Dwi Joko Wiwoho mengatakan, persetujuan aplikasi baru penanaman modal asing (PMA) pada 2009 sebanyak 82 proyek baru dengan nilai investasi sekitar 358.727.531 dollar AS. Nilai investasi itu, sudah termasuk perluasan usaha.
Sementara itu, pada Desember 2009 saja, jumlah proyek yang disetujui sebanyak Sembilan proyek PMA dengan nilai investasi 28.625.507 dollar AS dan empat proyek perluasan senilai 241.350.000 dollar AS. Investasi itu diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 743 pekerja.
Dikatakan, proyek PMA baru selama Januari sampai Desember 2009 itu berasal dari beberapa negara, yaitu Singapura, Inggris, Australia, Malaysia, India, Luxemburg, Taiwan, Jepang, RRC, Belanda, Korea Selatan, British Virgin Island, Cayman Island, Austria, Amerika Serikat, Selandia Baru, Myanmar dan Jerman.
Ada pun bidang usahanya meliputi Industri pembuatan atau perbaikan Kapal (8 proyek), Industri pallet kayu dan komponen bahan bangunan, perdagangan besar (Distributor Utama) Ekspor/Impor, Industri peralatan lainnya dari logam dan industri paku, mur dan baut, Penjualan langsung dari jaringan (direct selling), Jasa Engineering Procurement Construction (EPC), Industri panel listrik, switches dan rak kabel, Perkebunan jarak pagar(jatropha curcas), Industri roti, Industri rokok putih, serta Industri dan jasa lainnya (41 proyek).
Selain itu, Pada Desember 2009 juga terdapat dua proyek perluasan usaha dari investor dalam negeri (PMDN) senilai 71.400.000.000,- rupiah yang menyerap tenaga kerja sebanyak 1.050 orang.
Dengan demikian kumulatif PMA di Batam sejak tahun 1971 – Desember 2009 telah mencapai 1.132 PMA dengan nilai investasi mencapai 5.662.462.562 dollar AS dan 173 PMDN senilai 3.249.554.200.000 rupiah dengan perkiraan total jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 300.078 orang.
Menurut Joko, adanya pertumbuhan angka investasi tersebut menunjukan bahwa situasi dan iklim investasi di Batam masih kondusif dan aman, sehingga tetap diminati oleh investor seiring dengan mulai membaiknya perekonomian dunia secara perlahan. Diperkirakan dengan status FTZ Batam akan terjadi loncatan investasi di masa yang akan datang.(gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar