BATAM – Pelabuhan kontainer Batu Ampar Batam mendesak untuk segera di kembangkan seiring makin meningkatnya aktivitas bongkar muat yang tidak sebanding dengan kapasitas pelabuhan.
Ketua Otorita Batam (BP FTZ Batam) Mustafa Widjaja melalui Kepala Biro Humas Dwi Joko Wiwoho mengatakan kapasitas sandar pelabuhan Batu Ampar saat ini 35.000 DWT (Deathweight-ton) sedangkan kontainer 90.000 Teus. Sementara itu panjang dermaga 600 meter dengan kedalaman 6-12 m.
“Kami akan mencari investor baru, salah satunya melalui mekanisme tender jika CMA-CGM tidak memberi respon hingga September atau Oktober ini,” katanya, Kamis (26/8).
Jika kapasitas itu masih dipertahankan, maka dalam beberapa tahun kedepan tidak akan bisa menampung jumlah kapal dan arus kontainer yang masuk maupun yang keluar karena pada awal tahun ini saja jumlah kapal yang masuk ke pelabuhan tersebut mencapai 500 kapal perbulan dan saat ini jumlahnya diperkirakan lebih dari 600 kapal per bulan, sehingga panjang dermaga perlu diperluas begitupun dengan area kontainernya.
Menyikapi kondisi tersebut, Otorita Batam akan memberi peringatan terakhir kepada investor asal Perancis yakni Compagnie Maritime D’Affretement Compagnie Generale Maritime (CMA-CGM) pada September atau Oktober tahun ini untuk segera mulai mengerjakan proyek perluasan pelabuhan tersebut.
CMA-CGM adalah perusahaan yang memenangkan tender proyek pengembangan pelabuhan Batu Ampar yang mestinya sudah harus dikerjakan pada 2007. Perusahaan itu rencananya akan memperluas panjang dermaga pelabuhan dari 500 meter menjadi 1.000 meter sehingga pelabuhan tersebut bisa menampung 1,2 juta sampai 2,0 juta teus kontainer. Untuk itu, investasi yang akan ditanamkan ditaksir empat triliun rupiah.
Menurut Mustafa, pihaknya sudah beberapa kali menghubungi CMA-CGM, namun perusahaan asal Perancis itu beberapa kali minta ditunda pengerjaan pelabuhan Batu Ampar disebabkan kendala finansial dan regulasi. Pemerintah sendiri sudah menyelesaikan regulasi seperti yang diinginkan CMA-CGM, namun proyek belum jug dikerjakan.
Oleh karena itu, Otorita Batam akan mencari investor baru salah satunya melalui mekanisme tender jika CMA-CGM tidak juga memberi kejelasan sampai September atau Oktober ini.
PT Pelindo II adalah salah satu perusahaan yang tertarik untuk mengantikan CMA-CGM. Dirut PT Pelindo II Richard Jose Lino mengatakan pihaknya siap mengembangkan Pelabuhan Batu Ampar jika ditawarkan pemerintah pusat dan otoritas di Batam.
Menurutnya, Pelabuhan Batu Ampar memiliki prospek sangat cerah untuk dikembangkan dan bisa bersaing dengan Port of Singapore Authority serta Pelabuhan Tanjung Pelepas dan Port Klang, Malaysia.
Sementara itu, Kepala Peneliti Asia Financial Network, Roweno Suryobroto mengatakan, sejumlah investor asing dan nasional saat ini sedang berburu proyek infrstruktur di daerah karena lebih menguntungkan disbanding di Jakarta. Oleh karenanya, Otorita Batam tidak perlu kuatir untuk mendapatkan investor baru menggantikan perusahaan asal Perancis.
Rowena menjelangkan, ada dua mekanisme untuk mendapatkan dana guna pengembangan proyek proyek di daerah sepertihalnya pelabuhan Batu Ampar. Mekanisme pertama adalah dengan mengajak investor melalui kerjasama operasi. Cara seperti itu menurut dia bisa dilakukan asal peraturannya cukup longgar bagi investor untuk mendapatkan keuntungan.
Cara kedua dengan menerbitkan surat utang berupa Obligasi. Menurut dia, Pemerintah Daerah atau Otorita Batam bisa menerbitkan obligasi untuk mendapatkan dana guna membiayai proyek tersebut, namun syarat utamanya harus dipenuhi yakni transparansi laporan keuangan lembaga.
Jika Otorita Batam bisa menampilkan transparansi laporan keuangannya, ditambah lagi dengn prospek proyek tersebut maka investor tertarik untuk membeli obligasi yang diterbitkan. Dengan cara tersebut, Otorita Batam masih bertindak sebagai operator pelabuhan Batu Ampar tersebut tanpa campur tangan perusahaan lainnya. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar